Kamis, 05 Oktober 2017

Aljabar Boolean (Tugas Ke-1)

Diposting oleh Unknown di 10/05/2017 08:46:00 AM 0 komentar
Bab 3 Prinsip Dan Alat Perancangan Logika
Sub Bab 3.1 Aljabar Boolean


ALJABAR BOOLEAN

Aljabar boolean merupakan aljabar yang berhubungan dengan variabel-variabel biner dan operasi-operasi logik. Variabel-variabel diperlihatkan dengan huruf-huruf alfabet, dan tiga operasi dasar dengan AND, OR dan NOT (komplemen). Fungsi boolean terdiri dari variabel-variabel biner yang menunjukkan fungsi, suatu tanda sama dengan, dan suatu ekspresi aljabar yang dibentuk dengan menggunakan variabel-variabel biner, konstanta-konstanta 0 dan 1, simbol-simbol operasi logik, dan tanda kurung.
Suatu fungsi boolean bisa dinyatakan dalam tabel kebenaran. Suatu tabel kebenaran untuk fungsi boolean merupakan daftar semua kombinasi angka-angka biner 0 dan 1 yang diberikan ke variabel-variabel biner dan daftar yang memperlihatkan nilai fungsi untuk masing-masing kombinasi biner.
Aljabar boolean mempunyai 2 fungsi berbeda yang saling berhubungan. Dalam arti luas, aljabar boolean berarti suatu jenis simbol-simbol yang ditemukan oleh George Boole untuk memanipulasi nilai-nilai kebenaran logika secara aljabar. Dalam hal ini aljabar boolean cocok untuk diaplikasikan dalam komputer. Disisi lain, aljabar boolean juga merupakan suatu struktur aljabar yang operasi-operasinya memenuhi aturan tertentu.

DASAR OPERASI LOGIKA
LOGIKA :
Memberikan batasan yang pasti dari suatu keadaan, sehingga suatu keadaan tidak dapat berada dalam dua ketentuan sekaligus.
Dalam logika dikenal aturan sbb :
¨      Suatu keadaan tidak dapat dalam keduanya benar dan salah sekaligus
¨      Masing-masing adalah benar / salah.
¨      Suatu keadaan disebut benar bila tidak salah.
Dalam ajabar boolean keadaan ini ditunjukkan dengan dua konstanta : LOGIKA ‘1’ dan ‘0’

Operasi-operasi dasar logika dan gerbang logika :
Pengertian GERBANG (GATE) :
¨  Rangkaian satu atau lebih sinyal masukan tetapi hanya menghasilkan satu sinyal keluaran.
¨   Rangkaian digital (dua keadaan), karena sinyal masukan atau keluaran hanya berupa tegangan tinggi atau low ( 1 atau 0 ).
¨    Setiap keluarannya tergantung sepenuhnya pada sinyal yang diberikan pada masukan-masukannya. 

Operasi logika NOT ( Invers )
Operasi merubah logika 1 ke 0 dan sebaliknya à x = x’
      

Operasi logika AND
¨      Operasi antara dua variabel (A,B)
¨      Operasi ini akan menghasilkan logika 1, jika kedua variabel tersebut berlogika 1

   


Operasi logika OR
Operasi antara 2 variabel (A,B)
Operasi ini akan menghasilkan logika 0, jika kedua variabel tersebut berlogika 0.




Operasi logika NOR
Operasi ini merupakan operasi OR dan NOT, keluarannya merupakan keluaran operasi OR yang di inverter.


Operasi logika NAND

Operasi logika ini merupakan gabungan operasi AND dan NOT, Keluarannya merupakan keluaran gerbang AND yang di inverter.


Operasi logika EXOR
akan menghasilkan keluaran ‘1’ jika jumlah masukan yang bernilai ‘1’ berjumlah ganjil.



Operasi logika EXNOR
Operasi ini akan menghasilkan keluaran ‘1’ jika jumlah masukan yang bernilai ‘1’ berjumlah genap atau tidak ada sama sekali.


DALIL BOOLEAN ;
1.     X=0 ATAU X=1
2.    0 . 0 = 0
3.    1 + 1 = 1
4.    0 + 0 = 0
5.    1 . 1 =  1
6.    1 . 0 = 0 . 1 = 0
7.    1 + 0 = 0 + 1 = 0

TEOREMA BOOLEAN
1. HK. KOMUTATIF
A + B = B + A
A .  B = B  . A
6. HK. IDENTITAS
A + A = A
A  . A = A
2. HK. ASSOSIATIF
(A+B)+C = A+(B+C)
(A.B) . C = A . (B.C)
7.
0 + A = A ----- 1. A = A
1 + A = 1 ----- 0 . A = 0
3. HK. DISTRIBUTIF
A . (B+C) = A.B + A.C
A + (B.C) = (A+B) . (A+C)
8.
A’ + A = 1
A’ .  A  =0
4. HK. NEGASI
( A’ ) = A’
(A’)’  = A
9.
A + A’ . B = A + B
A . (A + B)= A . B
5. HK. ABRSORPSI
A+ A.B  = A
A.(A+B) = A
10. DE MORGAN’S
( A+ B )’  = A’ . B’
( A . B )’  = A’ + B’

CONTOH :
1.     A  + A . B’ + A’ .  B      =  A . ( 1 + B’ ) + A’ . B
          =  A . 1 + A’ . B
          =  A + A’ . B
          =  A + B


2. 
X = (A.B)’ . B          =  (A’ + B’) . B
                                      = ( A.B )’ + B’.B
                                      = ( A.B )’ + 0
                                      = A’.B









Aljabar Boolean

·         Misalkan terdapat
-       Dua operator biner: + dan ×
-       Sebuah operator uner: ’.
-       B : himpunan yang didefinisikan pada opeartor +, ×, dan ’
-       0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari B.

Tupel

(B, +, ×, ’)
disebut aljabar Boolean jika untuk setiap a, b, c Î B berlaku aksioma-aksioma atau postulat Huntington berikut:

1. Closure:               (i)  a + b Î B   
                              (ii) a × b Î B     

2. Identitas:           (i)  a + 0 = a
                              (ii) a × 1 = a
                 
3. Komutatif:          (i)  a + b = b + a
                              (ii)  a × b = b . a

4. Distributif:         (i)   a × (b + c) = (a × b) + (a × c)
                              (ii)  a + (b × c) = (a + b) × (a + c)
                 
5. Komplemen[1]:        (i)  a + a’ = 1
                              (ii)  a × a’ = 0


·         Untuk mempunyai sebuah aljabar Boolean, harus diperlihatkan:
1.   Elemen-elemen himpunan B,
2.   Kaidah operasi untuk operator biner dan operator uner,
3.   Memenuhi postulat Huntington.


Aljabar Boolean Dua-Nilai

Aljabar Boolean dua-nilai:
-          B = {0, 1}
-          operator biner, + dan
-          operator uner, ’
-     Kaidah untuk operator biner dan operator uner







Cek apakah memenuhi postulat Huntington:
1.     Closure :  jelas berlaku
2.     Identitas: jelas berlaku karena dari tabel dapat kita lihat bahwa:
(i)  0 + 1 = 1 + 0 = 1
(ii) 1 × 0  = 0 × 1 = 0
3.     Komutatif:  jelas berlaku dengan melihat simetri tabel operator biner.
4.   Distributif: (i) a × (b + c) = (a × b) + (a × c) dapat ditunjukkan benar dari tabel operator biner di atas  dengan membentuk tabel kebenaran: 


b
c
b + c
a × (b + c)
a × b
a × c
(a × b) + (a × c)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1

(ii) Hukum distributif a + (b × c) = (a + b) × (a + c) dapat ditunjukkan benar dengan membuat tabel kebenaran dengan cara yang sama seperti (i).

1.     Komplemen: jelas berlaku karena Tabel 7.3 memperlihatkan bahwa:
(i)  a + a‘ = 1, karena 0 + 0’= 0 + 1 = 1 dan 1 + 1’= 1 + 0 = 1
(ii) a × a = 0, karena 0 × 0’= 0 × 1 = 0 dan 1 × 1’ = 1 × 0 = 0 


Karena kelima postulat Huntington dipenuhi, maka terbukti bahwa B = {0, 1} bersama-sama dengan operator biner + dan × operator komplemen ‘ merupakan aljabar Boolean.

Ekspresi Boolean
·       Misalkan (B, +, ×, ’) adalah sebuah aljabar Boolean. Suatu ekspresi Boolean dalam (B, +, ×, ’) adalah:
(i)   setiap elemen di dalam B,
(ii)  setiap peubah,
(iii) jika e1 dan e2 adalah ekspresi Boolean, maka e1 + e2, e1 × e2, e1’ adalah ekspresi Boolean
 
Contoh:
                        0
                        1
                        a
                        b
                        c
                        a + b
                        a × b
                        a× (b + c)
                        a × b’ + a × b × c’ + b’, dan sebagainya
Mengevaluasi Ekspresi Boolean

·         Contoh:  a× (b + c)

 jika a = 0, b = 1, dan c = 0, maka hasil evaluasi ekspresi:

                  0’× (1 + 0) = 1 × 1 = 1

·   Dua ekspresi Boolean dikatakan ekivalen (dilambangkan dengan ‘=’) jika keduanya mempunyai nilai yang sama untuk setiap pemberian nilai-nilai kepada n peubah.
Contoh:
                  a × (b + c) = (a . b) + (a × c)

Contoh. Perlihatkan bahwa a + ab = a + b .
Penyelesaian: 


a
b
a
ab
a + ab
a + b
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
·         Perjanjian: tanda titik (×) dapat dihilangkan dari penulisan ekspresi Boolean, kecuali jika ada penekanan:
(i)      a(b + c) = ab + ac
(ii)      a + bc = (a + b) (a + c)
(iii)     a × 0 , bukan a0
           
Prinsip Dualitas

·         Misalkan S adalah kesamaan (identity) di dalam aljabar Boolean yang melibatkan operator +,  ×, dan komplemen, maka jika pernyataan S* diperoleh dengan cara mengganti
-   dengan  +
+  dengan  -
0  dengan  1
1  dengan  0
dan membiarkan operator komplemen tetap apa adanya, maka kesamaan S* juga benar. S* disebut sebagai dual dari S.

Contoh. 
(i)   (a × 1)(0 + a’) = 0  dualnya (a + 0) + (1 × a’) = 1
(ii)  a(a‘ + b) = ab       dualnya a + ab = a + b

Hukum-hukum Aljabar Boolean
1.    Hukum identitas:
(i)      a + 0 = a
(ii)  a × 1 = a
2.   Hukum idempoten:
(i)     a + a = a
(ii)  a × a = a
3.   Hukum komplemen:
(i)      a + a’ = 1
(ii)  aa’ = 0
4.   Hukum dominansi:
(i)      a × 0  = 0
(ii)   a + 1 = 1
5.   Hukum involusi:
(i)   (a’)’ = a

6.   Hukum penyerapan:
(i)      a + ab = a
(ii)  a(a + b) = a
7.   Hukum komutatif:
(i)      a + b = b + a
(ii)   ab = ba
8.   Hukum asosiatif:
(i)      a + (b + c) = (a + b) + c
(ii)   a (b c) = (a b) c
9.   Hukum distributif:
(i)   a + (b c) = (a + b) (a + c)
(ii) a (b + c) = a b + a c
10.  Hukum De Morgan:
(i)   (a + b)’ = ab
(ii) (ab)’ = a’ + b
11.   Hukum 0/1
  (i)   0’ = 1
       (ii)  1’ = 0

Contoh 7.3. Buktikan (i) a + ab = a + b   dan   (ii) a(a’ + b) = ab
Penyelesaian:
            (i)         a + ab   = (a + ab) + ab              (Penyerapan)
                                    = a + (ab + ab)              (Asosiatif)
                                    = a + (a + a’)b                (Distributif)
                                    = a + 1 · b                     (Komplemen)
                                    = a + b                          (Identitas)
(ii) adalah dual dari (i)

Fungsi Boolean
·         Fungsi Boolean (disebut juga fungsi biner) adalah pemetaan dari Bn ke B melalui ekspresi Boolean, kita menuliskannya sebagai
                  f : Bn ® B
yang dalam hal ini Bn adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut ganda-n (ordered n-tuple) di dalam daerah asal B.
·         Setiap ekspresi Boolean tidak lain merupakan fungsi Boolean.
·         Misalkan sebuah fungsi Boolean adalah

f(x, y, z) = xyz + xy + yz
Fungsi f memetakan nilai-nilai pasangan terurut ganda-3
(x, y, z) ke himpunan {0, 1}.
Contohnya, (1, 0, 1) yang berarti x = 1, y = 0, dan z = 1
sehingga f(1, 0, 1) = 1 × 0 × 1 + 1’ × 0 + 0’× 1 = 0 + 0 + 1 = 1 .

Contoh.  Contoh-contoh fungsi Boolean yang lain:
1.     f(x) = x
2.     f(x, y) = xy + xy’+ y
3.     f(x, y) = x y
4.     f(x, y) = (x + y)’
5.     f(x, y, z) = xyz’                                                                                                                  

·         Setiap peubah di dalam fungsi Boolean, termasuk dalam bentuk komplemennya, disebut literal.

Contoh: Fungsi h(x, y, z) = xyz’ pada contoh di atas terdiri dari 3 buah literal, yaitu x, y, dan z’.


Contoh. Diketahui fungsi Booelan f(x, y, z) = xy z’, nyatakan h dalam tabel kebenaran.
Penyelesaian:

x
y
z
f(x, y, z) = xy z
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
                                                                       
Komplemen Fungsi
1.     Cara pertama: menggunakan hukum De Morgan
Hukum De Morgan untuk dua buah peubah, x1 dan x2, adalah 
                   
Contoh. Misalkan f(x, y, z) = x(yz’ + yz), maka
    f ’(x, y, z)  = (x(yz’ + yz))’
                           =  x’ + (yz’ + yz)’
                            =  x’ + (yz’)’ (yz)’
                       =  x’ + (y + z) (y’ + z’)


Aplikasi Aljabar Boolean


2. Rangkaian Digital Elektronik



Contoh. Nyatakan fungsi f(x, y, z) = xy + xy ke dalam rangkaian logika.


Gerbang turunan


Penyederhanaan Fungsi Boolean

Contoh.            f(x, y) = xy + xy’ + y’ 




disederhanakan menjadi

f(x, y) = x’ + y

Penyederhanaan fungsi Boolean dapat dilakukan dengan 3 cara:
1.     Secara aljabar
2.     Menggunakan Peta Karnaugh
3.     Menggunakan metode Quine Mc Cluskey (metode Tabulasi)

1. Penyederhanaan Secara Aljabar

Contoh:
1.     f(x, y) = x + xy
      = (x + x’)(x + y)
 = 1 × (x + y )
 = x + y

2.     f(x, y, z) = xyz + xyz + xy
 = xz(y’ + y) + xy
 = xz + xz

3.     f(x, y, z) = xy + xz + yz  = xy + xz + yz(x + x’)
        = xy + xz + xyz + xyz
                                                        = xy(1 + z) + xz(1 + y) = xy + xz





Sumber:

 

Catatan Tangan Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review