Minggu, 15 Januari 2017

Memilih Jurusan Kuliah ? (Cerita)

Diposting oleh Unknown di 1/15/2017 06:02:00 PM
Saya Meylani Arif Muhaimah, biasa dipanggil Mey ( Tapi lebih suka dipanggil me mey ). Saya mahasiswi tingkat 3 Teknik Elektro di salah satu Universitas swasta ternama di Depok. Iya Universitas Gunadarma. Siapa yang tidak tahu Universitas Gunadarma, hampir semua orang tahu akan Gunadarma. 

Banyak yang tanya kenapa bisa kuliah di Gunadarma padahal rumah di Palembang. Kok kamu ambil jurusan Teknik Elektro sih kan semuanya laki-laki (95%). Oke. Sebenarnya minat awal saya bukan di Elektro melainkan di Farmasi. Saya tidak menyukai Fisika melainkan Kimia. Lalu kenapa memilih jurusan Elektro dimana pelajaran yang harus dikuasai adalah Fisika ?. Takdir hehe

Dimulai ketika saya harus memilih jurusan saat awal mendaftar di beberapa Universitas sudah perioritaskan untuk Farmasi di beberapa Universitas Negeri. Yang pertama saya mengikuti jalur undangan dengan memilih UGM dan Unair (Ketinggianlah ya) jurusan yang diambil adalah Farmasi dan Ilmu Gizi. Setelah menunggu hasil ternyata dinyatakan tidak diterima padahal nilai UN saya termasuk tertinggi ke 3 di sekolah jadi saya melanjutkan untuk mengikuti jalur Tes (Lupa apa namanya). Saat itu saya tetep kekeh dengan pilihan UGM sebagai pilihan pertama saya karena rasa cinta saya terhadap Yogyakarta. Masih inget banget waktu itu saya pergi sendiri dari Semarang ke Yogyakarta menggunakan jasa Travel. Setelah perjalanan kurang lebih sekitar 4 jam, saya turun didepan UNY (kalau tidak salah) karena sudah janjian dengan salah satu teman dari Tuban yang juga sudah terlebih dahulu sampai di Yogyakarta dan akan mengikuti tes di UNY dan juga turut membantu dalam hal penginapan dan lain sebagainya.  Namanya Yuyung Moestika Putri dan disini penderitaan saya dimulai. Saya menunggu dia datang hampir sekitar 3 jam sendiri kehujanan kayak orang be**.

Singkat cerita saya diantar ke penginapan dan bertemu dengan teman seperjuangan yang juga daftar di UGM cuma beda minat jurusannya. Namanya Nur Awalia asalnya dari Brebes (iya yang logatnya medok banget hehe). Kita berempat sama 1 lagi pacarnya si Yuyung di Yogyakarta selain untuk mengikuti tes Universitas, kita juga jalan-jalan dong siang malem. Kita nekat sewa motor padahal belum punya SIM (jangan dicontoh). Udah ujiannya, seneng-senengnya juga akhirnya kita masing-masing pulang ke rumah karena hasil ujian memang bisa di akses lewat internet.

Saat itu saya tinggal dirumah saudara yang berada di Ungaran Jawa Tengah sambil menunggu hasil ujian yang menentukan masa depan kita nantinya. Setelah beberapa pekan kita tunggu, tibalah tanggal pengumuman hasil ujian yang kita ikuti di UGM lalu dan hasilnya "Maaf anda dinyatakan tidak lulus seleksi" kurang lebih begitu. Down pasti, tapi tidak menjadikan patah semangat untuk terus mencoba. Semangat dan dukungan dari keluarga besar alhamdulillah saya dapatkan, malah salah satu paman di semarang kekeh untuk daftar Polwan saja tahun depan. Akhirnya telpon orang tua, diskusi dan didapat hasil saya harus mengikuti ujian mandiri. Disini sebenarnya mama kurang menyetujui kalau ambil jurusan Farmasi karena beliau inginnya saya mengambil kebidanan. Tapi saya menolaknya karena kebidanan itu minatnya banyak sekali, apalagi di daerah rumah saya. Banyak banget bahkan ada sampai tetanggaan atau yang adik-kakak ambilnya jurusan kebidanan.

Ujian mandiri kali ini saya memilih wilayah di Palembang yang dilaksanakan di salah satu SMA Negeri disana. Saya memilih sekitar 7 Jurusan dengan berbeda Universitas. Disini pilihan jurusan semakin bervariasi selain Farmasi. Teknik Elektro Universitas Gunadarma adalah pilihan ke 5 saat itu. Saat mengikuti ujian mandiri ini secara kebetulan saya bereng sama temen, sahabat dari SD, dia Ma'rifatul Latifah Oktaviani (Jomplang). Dia kalau tidak salah mengambil jurusan di UNSRI.

Setelah selesai dengan ujian mandiri, saya pulang ke rumah sambil menunggu hasil. tekanan batin saya dapat ketika para tetangga menanyakan mau kuliahdi mana ? Sudah diterima di kampus mana? Ambil Jurusan apa? 

Hasil ujian sudah keluar dan dinyatakan diterima di Universitas Gunadarma jurusan Teknik Elektro. Pro dan Kontra bermunculan di keluarga besar. Misalnya Gunadrma itu swasta pasti mahal biayanya. Ada juga yang bilang kok Teknik elektro sih, kamu kan cewek, nanti gimana kalau gapunya temen?. Aduh memangnya saya daftar kuliah untuk mencari teman, lagian kan temen ga harus sesama cewek kita juga bisa temenan sama cowok asalkan kita tau batas-batas berteman dan pinter cari temen yang bisa membawa kita menjadil lebih baik. Disini mamah mulai ragu lagi. Yang awalnya menginginkan saya untuk mengambil jurusan kebidanan, sekarang beliau menginginkan saya untuk mengambil jurusan Farmasi. Jurusan yang awalnya saya impikan dan beliau tidak. Berbeda dengan papa, dia memberikan sepenuhnya keputusan kepada saya. Pesan yang selalu saya ingat dari beliau yaitu "Pilihlah jurusan yang kamu inginkan bukan karena gaji ataupun tuntutan pekerjaan, melainkan karena keinginan hati kamu sendiri. Dan entah kenapa hal tersebut meyakinkan saya untuk mengambil jurusan yang sudah saya dapatkan. Butuh beberapa hari untuk mendiskusikan masalah ini dengan keluarga terutama mama. Tidak terlalu lama, sekitar 2/3 hari karena keterbatasan waktu yang saya miliki dan akhirnya saya memutuskan untuk mengambilnya. Keesokan harinya saya pergi diantar papa untuk pendaftaran ulang di Universitas Gunadarma yang terletak di Depok. Hubungan saya dengan papa semakin erat karena selama seminggu kita berdua melakukan semuanya dari mulai mencari tempat tinggal selama kuliah di depok, pakaian, sepatu dan barang-barang lainnya yang kemungkinan akan saya butuhkan ketika kuliah. Namun disini juga awal kerenggangan hubungan dengan papa dan mama serta keterpurukanku dimulai. Keluargaku sudah tak lagi bisa disebut keluarga seperti layaknya keluarga. Aku lebih sering mengacuhkan telfon dari mereka karena tak tahan menahan tangis ketika mama mengadu soal hancurnya rumah tangga mereka. Aku lebih sering beradu argumen dengan papa karena menurutku dialah dalang dimana kehancuran ini terjadi. Dan dimana orang yang seharusnya ada disaat-saat seperti ini malah menghilang tiada kabar. Dia adalah teman satu jurusanku hanya sekarang beda kelas yang pernah mengisi hati.

Dengan panjangnya jalan cerita yang mengantakarkan saya kepada Teknik Elektr. Banyaknya hal yang sudah saya dan keluarga korbankan. Tawa, sedih, duka, tangis dan bahagia yang saya dapatkan dalam perjalanan saya hingga saat ini. Dan juga banyaknya biaya yang dikeluarkan dari awal hingga samapai saat ini selalu mengingatkan saya untuk bertahan dan melanjutkan study saya di bidang Teknik Elektro. Saya masih belajar dan mencoba untuk menguasai bidang saya. Terus mempelajari banyak ilmu dari teman, senior maupun dosen tentang Teknik Elektro dan juga bekal untuk masa depan saya. 

Saya mempunyai impian untuk masa depan. Impian jangka pendek dan tentunya jangka panjang. Impian jangka pendek saya adalah terus bekerja keras menimba ilmu terutama dibidang Teknik Elektro. Belajar adalah satu-satunya cara saat ini untuk mewujudkan impian jangka panjang saya. Maka dari itu saat ini saya berusaha untuk memfokuskan diri di kuliah dan juga beberapa organisasi yang saya ikuti dimana saya yakin akan membantu saya untuk mencapai impian saya. 

Hal pertama yang ingin saya lakukan mulai saat ini adalah fokus untuk menyelesaikan kuliah saya. Tugas, PI, Skripsi insyaallah akan saya lakukan dengan baik dan tepat waktu sehingga saya bisa lulus dari Universitas Gunadarma dengan tepat waktu. Setelah saya lulus dari Universitas Gunadarma saya akan melanjutkan mencari pekerjaan entah itu di wilayah Depok, Jakarta, atau pulang ke kampung halaman untuk menambah dan juga menyalurkan ilmu yang selama ini saya dapatkan baik di kelas, organisasi, maupun dikehidupan saya sendiri. Sehingga setelah saya mendapatkan pekerjaan, saya dapat mendapatkan hasil yang mana nantinya akan dapat membatu perekonomian keluarga. Saya ingin berbalas budi kepada kedua orang tua saya karena selama ini doa, materi serta segala upaya nya telah tercurahkan untuk saya meskipun tidaklah mungkin bisa saya membalas budi segala yang telah mereka lakukan kepada saya. Saya ingin mereka tetap menjalin silaturrahmi meskipun sudah tidak bersama. Saya ingin mereka berhenti bekerja karena nantinya saya yang akan menanggung kebutuhan mereka dan juga adik saya. Terimakasih karena selama ini telah mencurahkan kasih sayang kalian untuk mewujudkan impian saya. Terimakasih juga untuk teman, guru, dosen yang turut membantu dan juga menjaga saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan juga turut berperan dalam mewujudkan cita-cita saya. 

Tulisan ini adalah cerita singkat perjalanan saya selama kurang lebih 3 tahun. Pada awalnya saya tertawa saat memulai tulisan ini, namun tidak diakhir. Sekian .

0 komentar:

Posting Komentar

 

Catatan Tangan Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review